Usaha Mete di Rembang Memiliki Peluang yang Potensial

Rembang, Rembangnews.com – Potensi usaha mete di Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang mulai dilirik. Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop-UKM) telah menjalin komunikasi intensif dengan sejumlah pelaku usaha mete.

Mahfudz selaku Kepala Dindagkop dan UKM Kabupaten Rembang mengatakan potensi mete untuk di Rembang berada di Kecamatan Pamotan dan daerah penyangga di Gunem. Selama ini potensi tersebut dirasanya masih belum dikembangkan secara maksimal.

Mahfudz menambahkan bahwa pasar mete masih sangat terbuka termasuk peluang eluang ekspor masih terbuka lebar.

Selama ini penjualan mete Rembang sudah sampai ke berbagai kota. Selain menjual mete mentah, para pelaku usaha mete juga menjual mete matang sesuai permintaan pembeli.

Baca Juga :   Rembang Raih Penghargaan UHC atas Cakupan JKN Mencapai 98,35

“Namun hingga saat ini penjualan mete di sini masih belum sampai ke varian rasa.  Masih perlu inovasi kalau di sini,” ungkapnya.

Terkait pengembangan mete di Rembang, pihaknya bersama Tim Penggerak PKK, pelaku atau pengrajin mete yang ada di Pamotan dan Rembang, Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) dan Bank Jateng berkunjung ke Kabupaten Wonogiri beberapa hari yang lalu. Di sana mereka melihat bagaimana pelaku UMKM nya mengembangkan potensi mete.

Wonogiri merupakan kabupaten yang terkenal dengan produk mete di Indonesia. Mete di sana diolah menjadi berbagai produk.

“Wonogiri ini terkenal metenya, nah bagaimana bisa lebih terkenal dari beberapa daerah yang juga memiliki potensi yang sama. Di wonogiri ini mete ada yang dioven, digoreng dan dibuat berbagai varian rasa, ada pedas, silverquin seusai kebutuhan pasar.”

Baca Juga :   Waisak Diperingati Hari Ini, Berikut Ulasan Lengkapnya

Kebutuhan pasar akan mete terutama yang bakar masih terbuka lebar. Jika Rembang bisa melihat peluang itu, maka menjadi jalan pelaku UMKM.

Mantan Camat Pamotan itu juga mengungkapkan bahwa Wonogiri produk mete lokalnya ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan pasar yang ada. Bahkan mereka mendatangkan mete dari luar pulau seperti Sumbawa, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga dari Sulawesi.

“Kalau memungkinkan Rembang juga bisa mendatangkan mete dari luar pulau yang tentu harganya lebih ekonomis. Nanti mete itu bisa diolah kembali di Rembang, karena kita punya branding mete itu dari Rembang,” tandasnya. (*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *