Rembang, Rembangnews.com – Dinas Arsip dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Rembang dan Yayasan Lasem Heritage mengusulkan arsip Museum Nyah Lasem menjadi Memori Kolektif Bangsa (MKB).
Achmad Sholchan, Kepala Dinarpus Kabupaten Rembang menilai jika arsip di museum tersebut memiliki sejarah yang berkaitan dengan jaringan dagang batik Lasem.
Ada juga arsip yang menunjukkan peran pemilik usaha batik Lasem dalam mendirikan dapur umum bagi Tentara Republik Indonesia.
“Arsip-arsip ini kaya akan sejarah ekonomi, sosial, dan seni kreatif batik Lasem sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, serta Batik Indonesia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi, sehingga sangat penting,” jelasnya.
Arsip yang disimpan musem tersebut diantaranya arsip perusahaan Batik Lasem Tio Oen Bien-Tio Swan Sien dari tahun 1900-1930. Ada sebanyak 104 arsip yang terdiri dari surat, kartu pos, kuitansi, hingga foto.
Kemudian jug ada arsip warga perusahaan batik Lasem Liem Kioe An tahun 1922-1940. Ada 73 arsip tekstual, berupa surat, telegram, dan foto. Isinya informasi tentang jaringan dagang batik dari Sumatra hingga Sulawesi.
“Tujuan diajukannya arsip tentang bukti kisah sejarah batik Lasem menjadi MKB agar semakin populer lagi di tingkat nasional. Batik Lasem ini memang sudah terkenal, namun secara arsipnya ini belum terungkap. Ternyata setelah kami telusuri, batik Lasem itu sudah ada sejak awal abad ke-19,” ujarnya.
Pemkab Rembang pun telah melakukan presentasi di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada tanggal 22 dan 23 Februari 2024 lalu dan selanjutnya ANRI akan melakukan visitasi ke Lasem pada bulan Maret mendatang. (*)