Rembangnews.com – Sejumlah wilayah di Indonesia disebut berpotensi mengalami guncangan gempa. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa aktivitas multi segmen zona sesar aktif di sekitarnya itulah yang bisa menyebabkan gempa terjadi.
Zona Sesar Cimandiri yang berlokasi di Jawa Barat dan dekat dengan Jakarta disebut berpotensi menghasilkan gempa.
Pihaknya menyebut ada Segmen Cimandiri yang menyebar dari Palabuhan Ratu dan Sukabumi, Nyalindung-Cibeber dan Rajamandala yang berarah Timur Laut – Barat Daya dan menerus ke Teluk Palabuhan Ratu.
Selain itu, zona sesar utama Cimandiri ini sangat berdekatan dengan jalur Sesar Citarik dan Sesar Cipamingkis yang semua merupakan jalur sesar aktif.
“Gempa kuat dapat terjadi saling picu di zona tektonik yang aktif dan kompleks semacam ini,” kata Dwikorita dilansir dari CNN Indonesia.
Selain itu, ada zona Sesar Palu Koro yang ada di Sulawesi yang disebut juga berpotensi menghasilkan gempa. Dalam zona tersebut ada Segmen Palu, Saluki, Moa, dan Kuleana yang berarah Selatan-Utara dan menerus ke Teluk Palu.
Zona segmen sesar utama Palu-Kuleana ini berdekatan dengan Segmen Sesar Palolo A dan Palolo B yang semua merupakan segmen sesar aktif.
Aktivitas multi segmen juga disebut ada di zona Sesar Semangko, khususnya Kota Bandar Lampung dan Kotaagung dekat Segmen Kumering Utara, Kumering Selatan, Semangko Barat, dan Semangko Timur berarah Baratlaut – Tenggara dan menerus ke Teluk Semangko.
Zona tersebut berdekatan dengan jalur Sesar Semangko Graben dan Sesar Ujung Kulon yang semua merupakan sesar aktif. Gempa kuat dapat terjadi dan saling picu di zona tektonik yang aktif dan kompleks seperti di Jalur Sesar Semangko di Selat Sunda ini.
Banda Aceh juga memiliki Segmen Aceh dan Seulimeum yang berdekatan dengan jalur Sesar Pidie Jaya, Batee, Tripa, dan Peusangan yang merupakan jalur sesar aktif.
“Gempa kuat dapat terjadi saling picu di zona tektonik yang aktif dan kompleks di wilayah ini,” paparnya.
Bahkan ia menyebut bahwa peristiwa serupa gempa di Turki juga berpotensi terjadi di Indonesia.
“Semua paparan ini bukan untuk menakuti. Tapi untuk edukasi. Kepala daerah harus memperhatikan tata ruang, building code. Sekolah, rumah sakit harus aman dari gempa,” katanya.
Ia pun mengingatkan Pemda untuk mengecek kondisi bangunan dan konstruksi apakah tahan gempa atau tidak.
“Pemda untuk segera mengecek bangunan, konstruksinya apakah sudah tahan gempa. Pupera dan kampus teknik bisa bantu. Kalau ketahuan ada tak tahan gempa, mohon perkuat. Ada teknologinya,” paparnya.
“IMB dan tata ruang ditetapkan ketat. Kalau zona merah jangan dibangun, sebab nanti jadi kuburan massal. Zona orange dan kuning, boleh dibangun namun syaratnya harus ketat,” lanjutnya. (*)