Gejala COVID-19 Subvarian EG.5 yang Sedang Melonjak

Rembangnews.com – Singapura mencatat adanya kenaikan kasus COVID-19. Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mencatat kenaikan bahkan mencapai dua kali lipat pada Sabtu (2/12).

Sebagian besar kasus disebabkan oleh subvarian Omicron EG.5 dan KH.3. Kedua subvarian ini bahkan mencakup lebih dari 70 persen kasus yang ditemukan.

EG.5 sendiri merupakan salah satu turunan dari SARS-CoV-2 varian Omicron. Varian satu ini jadi yang paling mendominasi penularan COVID-19.

Kasus lonjakan Covid-19 di Singapura menjadi sorotan beberapa hari terakhir. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), EG.5 pertama kali dilaporkan pada 17 Februari 2023 dan ditetapkan sebagai varian dalam pemantauan (VUM) pada 19 Juli 2023.

Berdasarkan bukti yang ada, risiko kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh EG.5 dinilai rendah di tingkat global selaras dengan risiko yang terkait dengan XBB.1.16 dan VOI lain yang beredar saat ini. Meskipun EG.5 telah menunjukkan peningkatan prevalensi, keunggulan pertumbuhan, dan sifat lolos dari kekebalan tubuh, belum ada perubahan yang dilaporkan dalam tingkat keparahan penyakit.

Baca Juga :   Corona Naik Hingga Bertambah 6601 Kasus, Simak Aturan PPKM

Karena keunggulan pertumbuhannya dan karakteristik pelepasan kekebalannya, EG.5 dapat menyebabkan peningkatan kejadian kasus dan menjadi dominan di beberapa negara atau bahkan secara global.

Berikut hal penting yang perlu kamu ketahui mengenai varian EG.5, seperti dijelaskan dr. Adam Prabata via Instagram:

  1. Lebih mampu menghindar dari antibodi atau kekebalan tubuh

Varian EG.5 dikenal lebih lihai meloloskan diri dari jerat antibodi, baik yang terbentuk karena vaksinasi atau infeksi alami.

  1. Lebih mudah menginfeksi

Varian EG.5 lebih mudah menyerang, terutama pada orang yang belum divaksinasi.

  1. Memiliki kecepatan bertambah yang lebih tinggi

Kecepatan bertambah varian EG.5 lebih tinggi dibanding varian Covid-19 lainnya.

  1. Derajat keparahan sama

Derajat keparahan yang ditimbulkan varian EG.5 tidak berbeda, dibanding varian Omicron lainnya.

Baca Juga :   Covid-19 di Indonesia Terkendali, Jokowi Izinkan Masyarakat Lepas Masker

“Peningkatan kasus rawat inap dan meninggal dunia akibat Covid-19 tetap dapat terjadi, bila jumlah kasus melonjak tinggi,” jelas dr. Adam.

  1. Vaksin tetap efektif

Vaksinasi tetap efektif mencegah penyakit Covid-19 gejala berat atau menekan risiko meninggal dunia, akibat varian EG.5.

Berdasarkan data efektivitas vaksin varian Omicron secara umum, perlindungan terhadap Covid-19 gejala berat dapat terjaga dengan baik, sekalipun kemampuan antibodi menurun.

Gejala yang sering dilaporkan oleh orang yang terinfeksi COVID-19 dengan varian EG.5 mirip dengan gejala dari varian sebelumnya, mulai dari gejala ringan hingga parah. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Demam atau menggigil
  • Batuk
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Kelelahan
  • Nyeri otot atau badan
  • Sakit kepala
  • Hilangnya rasa atau bau baru
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau meler
  • Mual atau muntah
  • Diare
Baca Juga :   Kebiasaan Makan Ternyata Bisa Bantu Perlambat Penuaan

Ahli penyakit menular di Norton Children’s Infectious Disease Kristina K Bryant mengaku mendapati kebanyakan pasien EG.5 merasakan gejala yang serupa dengan subvarian Omicron lainnya.

Selain daftar gejala Covid-19 di atas, dalam beberapa kasus infeksi subvarian EG.5 juga dapat memicu gejala yang lebih parah seperti sesak napas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *