Rembang, Rembangnews.com – Sebanyak 1.494 personel ditergunkan untuk mengatasi stunting di Kabupaten Rembang.
Sebanyak 1.494 personel itu diantaranya terdiri dari 498 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di 294 desa/kelurahan, 318 bidan, 62 tenaga kesehatan, 497 IMP, 497 kader PKK, 3 KPM, 1 ahli gizi, dan 116 kader Posyandu.
“Ada 498 TPK. Ada bidan dan PKK,” ujar Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang, Prapto Raharjo.
Ia mengatakan bahwa para petugas tersebut bertugas melakukan pemantauan terhadap keluarga yang berisiko stunting berdasarkan informasi kesehatan. Kemudian melakukan deteksi dini atas faktor risiko stunting. Serta melakukan pelaporan di aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil).
“Ini merupakan salah satu inovasi,” tambahnya.
Sasaran dari program tersebut diantaranya adalah keluarga yang berisiko stunting meliputi calon pengantin pra konsepsi yang mengalami anemia, remaja di bawah 19 tahun, remaja dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, dan indeks massa tubuh kurang dari 18,4 kg/m².
Kemudian juga menyasar ibu hamil yang mengalami anemia, Kekurangan Energi Kronik (KEK), pertumbuhan janin terhambat, serta ibu hamil terlalu muda, tua, atau dengan jarak kehamilan terlalu dekat dan banyak. Untuk balita usia 0-23 bulan, fokusnya adalah pada Berat Badan Lahir Rendah, pemberian ASI eksklusif, imunisasi, dan makanan pendamping ASI.
Pada 2023 sendiri jumlah keluarga berisiko stunting tertinggi ada di Kecamatan Rembang yaitu berjumlah 2.800 orang. Kemudian yang terendah ada di Kecamatan Gunem berjumlah 374 orang. (*)