Penanaman Tebu di Rembang Mencapai 3.050 Hektare

Rembang, Rembangnews.comPenanaman tebu di Kabupaten Rembang dilakukan di lahan seluas 3.050 hektare yang tersebar di berbagai desa di Kota Garam.

Plt. Dirjen Perkebunan Dr. Abdul Roni Angkat mengatakan bahwa penanaman tebu dilakukan sebagai momentum percepatan realisasi program hilirisasi perkebunan.

“Penanaman benih tebu bongkar ratoon perdana ini menjadi momentum penting dalam percepatan realisasi program Hilirisasi Perkebunan di sektor tebu,” jelasnya.

Tebu yang ditanam merupakan bongkar ratoon. Program bongkar ratoon merupakan proses mengganti tanaman tebu yang sudah tiga kali panen karena produktivitasnya menurun, kemudian diganti dengan benih baru yang lebih unggul. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen, efisiensi, serta keberlanjutan industri gula nasional.

Baca Juga :   BPBD Jateng Bersama Pemkab Rembang Kembali Tinjau Lokasi Tanah Amblas

“Kami memastikan peningkatan produksi tebu dilakukan dengan pendekatan berkelanjutan dan berbasis inovasi teknologi,” jelasnya.

Hilirisasi komoditas strategis seperti tebu ini dilakukan dalam rangka mengurangi ketergantungan impor gula.

Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi mengatakan bahwa program ini sejalan dengan transformasi industri gula menuju modern dan efisien.

“Ini bentuk komitmen kami mendukung program Hilirisasi Perkebunan Kementerian Pertanian. SGN akan terus memperluas program peremajaan tanaman tebu agar petani dan industri sama-sama tumbuh,” ujarnya.

Upaya mencapai swasembada gula nasional dilakukan dengan penguatan ekosistem tebu rakyat, antara lain melalui program bongkar ratoon dengan bantuan benih berkualitas, penataan varietas untuk meningkatkan produktivitas, serta bantuan modal kerja melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus Kluster Petani Tebu.

Baca Juga :   Peringatan Hari Jadi Kabupaten Rembang ke-283 Bakal Digelar Lebih Meriah

“Kami telah menginisiasi dan berkolaborasi dengan kementerian serta lembaga terkait untuk memperkuat ekosistem tebu rakyat, di antaranya KUR Khusus Kluster Petani Tebu sehingga kebutuhan petani dapat terpenuhi. KUR ini berbeda dengan sebelumnya karena tanpa pembatasan plafon sehingga bisa dimanfaatkan petani untuk modal kerja,” jelasnya.

Bupati Rembang H. Harno menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Rembang sebagai salah satu lokasi pengembangan kawasan tebu nasional.

“Program ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tapi juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan petani kami,” jelasnya.

Ia menegaskan, pemerintah daerah siap memberikan dukungan dari sisi kebijakan, pendampingan, dan infrastruktur pendukung. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *