Rembangnews.com – Berikut fenomena langit yang terjadi pada bulan Mei 2024.
Fenomena langit adalah sesuatu yang terjadi secara ilmiah, gejala alam, dan fakta menarik berkaitan dengan langit dan antariksa. Fenomena ini umumnya terbentuk karena fase peredaran benda langit yang bersilang di garis yang sama atau berdekatan satu sama lain.
Berikut fenomena langit yang terjadi bulan Mei 2024 :
Fenomena Langit Kesegarisan Bulan dan Saturnus (4 Mei)
Kesegarisan atau konjungsi dalam dunia astronomi adalah fenomena alam yang terjadi saat dua atau beberapa ¬benda langit nampak saling bertemu karena benda langit tersebut dekat di garis edar.
Di akun YouTube Planetarium dan Observasi Jakarta, pada Sabtu, tanggal 4 Mei 2024 akan terjadi kesegarisan Bulan dan Saturnus. Keduanya akan berada di posisi saling dekat dengan jarak hanya satu derajat. Pengamatan bisa dilakukan di arah timur mulai pukul 02.15 sampai 05.55 WIB.
Kesegarisan Bulan dan Mars (5 Mei)
Tak berselang lama, akan terjadi kesegarisan antara Bulan dan Mars, yakni pada hari Minggu, 5 Mei 2024. Jarak keduanya akan saling berdekatan yakni hanya 1,5 derajat. Fenomena ini bisa diamati dari timur mulai pukul 3.13 WIB hingga 05.55 WIB.
Kesegarisan Bulan dan Merkurius (6 Mei)
Kesegarisan Bulan dengan planet masih akan terjadi hingga Senin, 6 Mei 2024. Di tanggal tersebut Bulan akan dekat dengan Merkurius dengan jarak kurang lebih 4,5 derajat. Pengamatan bisa dilakukan dari arah Timur mulai pukul 04.20 WIB sampai 05.55 WIB.
Bulan Mendekati Bumi (6 Mei)
Di tanggal 6 Mei akan terjadi fenomena perige yakni saat posisi Bulan cukup dekat dengan Bumi. Fenomena tersebut akan terjadi pada 6 Mei 2024 pukul 05.10 WIB, demikian dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Saat fenomena tersebut terjadi, jarak antara Bumi dan Bulan sejauh 363.165 km. Saat perige terjadi Bulan akan nampak lebih besar di banding biasanya.
Hujan Meteor Eta Aquariid (5-7 Mei)
Fenomena antariksa ini merupakan salah satu dari dua hujan meteor yang dihasilkan dari puing-puing komet Halley. Eta Aquarids merupakan hujan meteor yang berada di atas rata-rata.
Hujan meteor ini mampu menghasilkan hingga 60 meteor per jam pada puncaknya. Sebagian besar aktivitasnya terlihat di Belahan Bumi Selatan.
Sementara di Belahan Bumi Utara lajunya bisa mencapai sekitar 30 meteor per jam. Menurut situs NASA pada Rabu (01/05/2024), meteor Eta Aquarids dikenal karena kecepatannya, dengan kecepatan meteor yang bergerak sekitar 148.000 mph (66 km/s) ke atmosfer Bumi.
Hujan meteor ini dapat bergerak dengan cepat yang berlangsung selama beberapa detik hingga menit. Hujan meteor Eta Aquarids aktif antara 15 April hingga 27 Mei dan puncaknya diprakirakan akan terjadi pada 5-7 Mei 2024.
Hujan meteor Eta Aquarids paling baik dilihat dari belahan bumi selatan atau dekat garis khatulistiwa.
Fase Bulan Baru
Pada 8 Mei, fase Bulan baru akan memberikan kondisi optimal untuk mengamati bintang dan objek langit lainnya.
Tanpa cahaya Bulan yang mengganggu, pengamat bisa menikmati kejernihan langit malam untuk mengeksplorasi galaksi dan gugus bintang yang lebih redup.
Elongasi Barat Merkurius
Merkurius akan mencapai elongasi barat maksimumnya pada 9 Mei, yang merupakan waktu terbaik untuk mengamati planet ini. Meskipun posisinya yang rendah di ufuk timur bisa menjadi tantangan, Merkurius akan bersinar terang dan dapat diamati terbaik sebelum fajar.
Planet Merkurius bakal mencapai elongasi barat terbesar ialah 26,4 derajat dari Matahari pada 9 Mei. Ini adalah waktu terbaik untuk memandang Merkurius lantaran planet ini bakal berada pada titik tertingginya di atas alam pada pagi hari.
Sudut ekliptika nan rendah membikin planet terdalam ini berada cukup rendah di ufuk timur, sehingga lebih menguntungkan bagi pengamat di Belahan Bumi Selatan. Merkurius bakal tampak lebih terang dan berkekuatan 0 pada tanggal 19 Mei, saat dia berada pada ketinggian 4° 30 menit sebelum Matahari terbit.
Setelah itu, planet ini terus bercahaya terang tapi mempertahankan ketinggian nan sama setiap pagi saat diamati pada waktu nan sama sebelum Matahari terbit. Merkurius mencapai magnitudo -0,5 pada tanggal 28 Mei, ketika pengamat mungkin bakal melihatnya sekilas pada ketinggian 3° 30 menit sebelum Matahari terbit, mengutip Astronomy.
Fenomena Langit Bulan Bunga
Fenomena astronomi pada Mei 2024 selanjutnya adalah flower moon atau bulan bunga. Bulan akan berada di sisi berlawanan dengan bumi dan wajahnya akan diterangi sepenuhnya oleh matahari pada 23 Mei. Bulan purnama Mei ini dikenal sebagai Bulan Bunga (Flower Moon). Istilah tersebut berasal dari bunga-bunga yang bermekaran di Amerika Utara pada saat itu.
Beberapa orang, seperti suku Ojibwe, menyebutnya dengan sebutan yang serupa. Bulan ini juga disebut Waawaaskone Giizis atau bulan bunga. Suku Cree menyebutnya bulan katak karena bulan Mei adalah bulan di mana katak cenderung aktif.
Kampanye Langit Gelap
Di bulan Mei, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya dari 1 – 7 Mei dan 28 – 31 Mei. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.