Rakyat Dianggap Lebih Sejahtera Masa SBY, Pendukung Jokowi Serang Balik

Rembangnews.com – Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan bahwa rakyat lebih sejahtera di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden.

Hal ini pun mendapatkan mendapatkan sorotan dari berbagai partai yang mendukung pemerintah.

Sebelumnya, AHY menyampaikan kepemimpinan SBY lebih baik dalam acara pelantikan DPC dan DPAC Demokrat se-DKI Jakarta di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (11/10).

“Kita juga sedang berikhtiar, berupaya sekuat tenaga, semoga terbangun koalisi dan akhirnya kader Partai Demokrat bisa mengikuti sebagai kandidat dalam pemilihan presiden 2024. Bukan kekuasaan yang kita incar, tapi kita ingin mengusung perubahan dan perbaikan,” tutur AHY.

Dalam hal ini, AHY lantas menyinggung kondisi warga Indonesia yang sulit dan membandingkannya dengan kepemerintahan SBY. Ia mengaku masyarakat lebih sejahtera di bawah kepemimpinan SBY.

“Kehidupan masyarakat kita hari ini tidak lebih baik dari dulu, betul? Kehidupan semakin sulit, kita tidak ingin membanding-bandingkan ketika Indonesia dipimpin oleh Presiden SBY dan ketika Partai Demokrat berada dalam pemerintahan nasional,” kata AHY.

Baca Juga :   Sentilan PDIP soal Parpol Pro Jokowi Namun Dukung Anies Jadi Capres

“Tetapi faktanya memang demikian, bahwa ketika itu masyarakat Indonesia hidup lebih baik, lebih sejahtera, kemiskinan menurun ketika itu. Betul? Pengangguran menurun ketika itu, sekarang di sana-sini masyarakat kita hidupnya sulit bukan hanya di Pulau Jawa tetapi di seluruh Indonesia,” tambah dia.

Hal ini lantas ditanggapi oleh Ketua DPP PDIP Said Abdullah, ia menyebut AHY halu tanpa melihat data.

“Merespons pernyataan ketua umum Partai Demokrat yang membandingkan era Presiden SBY dan era Presiden Jokowi atau saat ini sungguh memilukan karena pernyataan tersebut diumbar tanpa data dan fakta,” kata Said, dikutip dari Detik News, pada Rabu (12/10).

“Secara pasti kita katakan bahwa pembangunan adalah proses yang berkelanjutan, setiap pemerintahan memiliki tantangan dan kemampuannya masing-masing,” ujarnya.

Said kemudian mengumbar data sebaliknya tentang masyarakat yang sejahtera di bawah kepemimpinan SBY. Ia juga meminta agar AHY tidak menebar kehaluan untuk mendapatkan tepuk tangan dari rakyat.

Baca Juga :   Pemkab Rembang Berikan Bantuan Keuangan Kepada 10 Parpol

“Saya sarankan sebagai anak muda, apalagi dengan latar pendidikan yang cukup baik, kenapa suka berpikir halu, berbicara tanpa data. Kalau hanya ingin mendapatkan tepuk tangan di depan kadernya ya silakan saja, tetapi akan menepuk air diulang kena muka sendiri bila bicaranya meracau tanpa data,” ujar Said.

“Kasihan kader Demokrat kalau diberikan contoh kepemimpinan halu, alias mengumbar khayalan,” tambah dia.

Lalu, Waketum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan AHY tidak bijak dengan malakukan perbandingan.

“Menurut saya, rasanya tidak elok dan tidak bijak jika ada pernyataan dari pimpinan partai politik yang setelah tidak berkuasa untuk membanding-bandingkan pemerintahan sekarang dengan dirinya dulu,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Viva Yoga Mauladi, dikutip dari Detik News, pada Rabu (12/10).

“Mengapa saya katakan tidak elok dan tidak bijak? Hal ini karena setiap pemimpin negara atau presiden lahir dan hadir dalam waktu tertentu, dengan tantangan masalah tertentu, dengan segala kelemahan dan kelebihan tertentu,” tambah dia.

Baca Juga :   SPBU Swasta BP-AKR Turunkan Harga BBM

Viva lantas mempertanyakan tujuan AHY membandingkan kepemimpinan seperti itu. ia menyinggung dampak dari post power syndrome.

“Masyarakat tentu akan bertanya-tanya, apa tujuan membanding-bandingkan seperti itu. Apakah untuk tujuan meningkatkan elektoral partainya agar mendapat simpati rakyat, atau untuk mendiskreditkan pemerintahan Presiden Jokowi, atau terkena dampak post power syndrom?” ujar Viva.

Viva kemudian mengajak masyarakat untuk mencari solusi bersama jika masih ada kekurangan dalam kepemerintahan untuk kepentingan demokrasi.

“Dengan demikian, jika masih ada kekurangan dari pemerintah sekarang, mari mencari solusi dengan menawarkan ide dan gagasan yang kontektual, konstruktif, dan bersama-sama untuk merumuskan kebijakan negara yang dapat dijalankan secara operasional,” kata Viva.

“Ide dan gagasan dalam berpolitik sangat penting untuk kesehatan demokrasi, agar kedaulatan rakyat dapat dilaksanakan dengan baik melalui pemilu yang berkualitas dan berintegritas. Saling menjaga etika pergaulan politik,” tambah dia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *